Peran Rehabilitasi Sosial Bagi OYPMK Dan Disabilitas Siap Kerja



Sampai saat ini kadang merasa prihatin dan miris dengan orang-orang yang masih saja  berstigma negatif terhadap Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) dan penyandang disabilitas padahal mereka juga harusnya mendapatkan perlakuan sama terutama dalam hal pekerjaan atau berkarya agar bisa menghidupi keluarga tercinta. Nyatanya berbagai tantangan maupun kesulitan sering mereka alami pada saat kembali ke masyarakat dengan stigma negatif yang berkembang walaupun kondisinya telah menjalani pengobatan dan sembuh dari kusta pada akhirnya OYPMK dan penyandang disabilitas kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Selama ini OYPMK dan penyandang disabilitas dianggap kelompok yang tidak produktif dan tidak memiliki kemampuan yang layak serta adanya rasa kekhawatiran kerugian materil yang dialami oleh perusahaan dalam menyediakan aksesbilitas di tempat kerja sehingga menjadi hambatan dari sisi penyedia kerja. Untuk mendukung terwujudnya akses pekerjaan bagi OYPMK dan penyandang disabilitas, diangkatlah dalam perbincangan di #RuangPublikKBR secara live streaming yang  membahas tema "Rehabilitasi Sosial Yang Terintergrasi Untuk OYPMK Dan Disabilitas Siap Kerja" dengan menghadirkan 2 narasumber inspiratif dan kompeten di bidangnya yaitu :
1. Sumiatun S. Sos, M. Si
Selaku Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kemensos
2. Tety Sianipar
Direktur Program Kerjabilitas





Pemaparan Ibu Sumiatun


Dalam sesi 1 ini, Ibu Sumiatun memaparkan paradigma UU no. 4 tahun 1997 yang telah bergeser menjadi UU no. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yaitu banyak perubahan paradigma yang dialami dan dirasakan dulunya hanya sebagai objek dan kini menjadi subjek selain itu dulu isunya hanya satu sektor (sektor sosial saja) sekarang menjadi multi sektoral. Jadi, tidak hanya isu sektor sosial saja tapi juga lintas sektor sampai multi sektor sehingga soal ini tidak hanya tanggung jawab pada kementerian sosial atau kementerian sosial di daerah tapi juga menjadi tanggung jawab dan penanganan bersama dari seluruh kementerian yang dan dinas yang ada di daerah melalui penanganan bersama komprehensif dalam rangka penghormatan dan pemenuhan hak² disabilitas.

Oh, ya dalam kesempatan ini Bu Sumiyatun memperkenalkan program dari Kementerian Sosial yaitu Program ATENSI (Asistensi Rehabilitasi Sosial) dimana program ini memberdayakan disabilitas dalam penanganan juga permasalahan yang dihadapi selama ini dan perlu diketahui ada 26 hak² disabilitas yang harus dipenuhi salah satunya hak terhadap pekerjaan seperti penanganan bagi OYPMK dampaknya akan ke disabilitas fisik jadi kita tidak melihat sebabnya tapi kemensos melihat ke ragam disabilitasnya yaitu fisik kemudian ada netra, tuna wicara, intelektual. Dan untuk OYPMK sendiri masuk ke dalam ragam disabilitas fisik.

Bu Sumiatun menjelaskan apa saja yang dilakukan kemensos untuk menjembatani kawan² disabilitas dengan perusahaan diantaranya dengan sering mengadvokasi atau mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa disabilitas punya potensi yang bisa diberdayakan dan dimaksimalkan mulai dari intelektual, fisik, sensorik mental dan mental. Dan untuk rehabilitasi kemensos sering mengadakan pelatihan² seperti pelatihan roda tiga dilakukan di balai² kemensos dan mereka melakukan atau mengerjakan itu dan memproduksi sendiri kemudian diberikan secara cuma-cuma untuk kewirausahaan, karena tidak semua disabilitas bekerja dari sektor formal.

Jadi dalam hal ini kemensos memback up dalam sektor informal seperti wirausahaan, mereka bisa bekerja sesuai potensi dalam diri mereka setelah itu kemensos bekerjsama dengan BLK setempat. Jadi yang sudah latih itu  yaitu BLK Naker dimana mereka mengikuti pelatihan elektronik, pelatihan komputer yang sudah latih di balai² kemensos. Jadi, stigma masyarakat harus kita hilangkan atau sadarkan masyarakat bahwa OYPMK dan penyandang disabilitas punya potensi yang bisa dikembangkan dan dimaksimalkan untuk kemandirian dirinya sendiri.




Pemaparan Tety Sianipar


Selanjutnya mbak Tety Sianipar memberikan pemaparan awal terbentuknya platform Kerjabilitas itu atas inisiatif yang dimunculkan oleh lembaga Saujana yang menaruh perhatian khusus bagi OYPMK dan penyandang disabilitas untuk masuk kerja dalam sektor formal, dengan memanfaatkan teknologi yang ada dari platform online harapannya agar menjangkau lebih banyak dan menekan cost (biaya) walaupun kadang ada pro kontra contohnya oh, disabilitas apakah bisa menggunakan telepon genggam atau menggunakan internet. Kerjabilitas memaksimalkan apa yang sudah ada dulu seperti kawan² disabilitas banyak yang sudah memakai facebook dan Kerjabilitas terus menggunakan platform online. 






Alasan yang mendasari kenapa lebih focus di sektor formal, itu dimulai tahun 2014 pada saat itu Mbak Tety bersama 2 founder lainnya berpikir kayaknya selama ini kawan disabilitas lekat sekali dengan pekerjaan² non formal walaupun sebenarnya tidak ada yang salah atau haram dengan itu karena kerja adalah kerja, penghidupan adalah penghidupan. Namun setelah masuk lebih dalam dan menemukan bahwa sebenarnya kawan² disabilitas banyak walaupun tidak semua yang memilih jalur kerja non formal karena hanya itu opsi yang tersedia satu²nya kalau lihat dari asas keadilan itu tentunya tidak berkeadilan, jika mbak Tety bisa mau bekerja menjadi wirausaha, melamar kerja di posisi A atau B maka seharusnya kawan² disabilitas juga memiliki hak yang sama bekerja sesuai yang diinginkan.

Apalagi di tahun 2014, dimana waktu itu belum ada UU yang terbaru disabilitas karena tahun 2016 UU no. 8 baru ada dan melihat dari situ banyak sekali sudah kawan² disabilitas yang berpendidikan tinggi di universitas yang mulai sudah inklusi disabilitas seperti uin jogja, brawijaya malang sudah membuka pendaftaran bagi kawan² disabilitas. Nah, kalo berpikir dari sana mereka ini bukan hanya lulusan SMA tapi lulusan perguruan tinggi tapi kenapa gak boleh masuk dunia kerja sektor formal dari situlah mbak Tety dan founder lainnya berinisiatif membentuk Kerjabilitas ini untuk membantu kawan² disabilitas yang punya kompetensi, skill juga niat bekerja di sektor formal walaupun makin ke sini makin banyak challenge dari pihak perusahaan. Mbak Tety juga sharing keraguan² perusahaan terhadap disabilitas, beliau bilang bahwa masalah besarnya di stigma yaitu stigma di masyarakat bahwa disabilitas itu tidak bisa bekerja, disabilitas tidak mungkin keluar rumah, berangkat dari rumah ke kantor. Awalnya seperti itu, keraguan dari kawan² penyedia kerja atau perusahaan memperkerjakan disabilitas karena belum ada pemahaman bahwa disabilitas itu bisa kerja bahkan lulusan S1. 

Untuk itulah Kerjabilitas bersama kawan² disabilitas memberikan pemahaman ke perusahaan apakah itu disabilitas, bagaimana itu penyebutannya? Karena sering kali menyebut kata "cacat" atau "normal" dan lagi² itu karena stigma, kita sudah lama sekali tahunya kata² itu dan memberikan pemahaman berinteraksi yang etis bukan hanya menerima kawan disabilitas tapi juga udah masuk treatment itu keadilan atau etis sesuai kemanusiaan sehingga kawan² disabilitas menjadi betah kerja sehingga mendukung perekonomian perusahaan tersebut. Jadi sebenarnya Kerjabilitas sangat mendorong bisnis minded juga, jadi jangan berpikiran merekrut disabilitas itu cost (biaya) gak juga sih sebenarnya karena berdasarkan penelitian di luar saat disabilitas masuk dunia kerja tingkat produktivitas orang yang di dalam itu meningkat dan makin engage dengan perusahaan jadi sebenarnya bukan cost juga jika disabilitas direkrut.

Rangkuman


Kesimpulan yang saya tarik dari menyimak pemaparan 2 narasumber inspiratif dan kompeten yaitu Ibu Sumiatun dan Mbak Tety Tety melalui live streaming youtube yaitu jadi dapat insight baru yang bermanfaat banget bahwa pada dasarnya OYPMK dan penyandang disabilitas mempunyai potensi yang bisa dikembangkan dan dimaksimalkan untuk diberdayakan di dunia kerja baik sektor formal maupun informal. Apalagi kemensos kita sudah menunjukkan peranannya melalui program Atensi dan memberikan pelatihan² untuk kawan² disasibilitas dan mengadvokasi masyarakat atau mensosialisasi tentang potensi kawan² disabilitas. Dan saya lebih takjub lagi, dari penelitian luar negeri mematahkan pemikiran bahwa merekrut disabilitas bukan malah cost sebaliknya bisa  meningkatkan produktivitas pekerja di perusahaan tersebut. Wah, hal ini penting banget kita sounding lagi ke orang² yang meragukan potensi disabilitas selama ini. Yuk, support kawan² disabilitas melalui hal yang dulu sederhana yaitu hilangkan stigma negatif dan rangkul mereka dengan memberi tempat untuk bekerja maupun berkarya sesuai potensi yang ada. Terima kasih, semoga artikel ini bermanfaat 🙏






Tidak ada komentar

Terima kasih atas kunjungannya, dan silakan berkomentar yang baik dan mengesankan.
Mohon jangan mengirimkan link hidup karena otomatis saya hapus. 🙏🙏

Diberdayakan oleh Blogger.