Sebaik Pengingat Adalah Kematian


Sejak kematian kakak tercinta setahun lalu, iman ini berasa ditampar banget untuk semakin tebal dan kuat lebih mendekatkan diri ke Allah SWT. Meninggalnya kakak aku yang begitu mendadak sebagai isyarat halus jika suatu saat akupun akan berpulang ke pangkuanNya walaupun tak tahu kapan waktu itu tiba karena kematian hanya menjadi rahasia atau misteri bagi Ilahi. Tak dipungkiri, sebagai manusia biasa yang kadang ambisi indahnya duniawi yang penuh tipu daya sehingga bekal akhiratpun terabaikan. Ya Allah, maafkan hambaMu ini batinku menyesali dan berusaha untuk berubah lebih baik lagi. 

Jumat malam lalu, aku kembali tersentak kaget dengan berita kematian tetangga yang mendadak diinfoin dari wag keluarga bahwa si R (kebetulan inisial nama depannya sama dengan aku) meninggal di rumah sakit terdekat. Akupun langsung terdiam, kebetulan baru bangun tidur juga jadi belum loading banget pikiranku. Ya Allah, padahal seminggu yang lalu aku sempat mengobrol dengan almarhumah, saat itu aku lagi ajak main keponakan yang baru bisa jalan sambil lihatin lalu lalang kendaraan di jalan raya bertemu dengan si mpok R dan kita mengobrol ngalor ngidul seperti kehidupan anak²nya yang tinggal di bekasi, terus rumah mertua anaknya yang kebanjiran sampai bed covernya hanyut, dll. 

Di sore itu almarhumah bercerita dengan excited, pas lagi ngobrol ada satu tetanggaku lewat depan kita kemudian nimbrung juga. Tapi di sini yang lebih banyak bercerita si mpok R ini sedangkan jadi pendengar saja. Dalam hati sempat berpikir begini : tumben banget mpok R jujur banget cerita soal kehidupan anak²nya dimana gak biasa banget. Dan sepulangnya aku ceritain ke mama aku tentang obrolan tadi bertemu mpok R yang gak biasa banget ngalor ngidul bicarain anak²nya beginilah begitulah. Oh, ya sehari-harinya mpok R ditemani suaminya berjualan sarapan pagi seperti nasi uduk, lontong sayur juga goreng-gorengan sedangkan kiosnya berada dipinggir jalan selain itu berjualan lauk matang. 

Pas mendengar berita duka tersebut kemudian aku bertakziah ke rumahnya, kebetulan mamaku sudah ada di sana lebih dulu lagi membaca surat Yassin. Tak lupa aku memanjatkan doa buat almarhumah, saat itu anak perempuan almarhumah begitu shock sampai terpingsan-pingsan seperti belum percaya ibunda tercintanya telah tiada. Sanak keluarga berusaha menenangkannya supaya ikhlas dan sabar atas ujian ini, para tetangga mulai bertakziah kemudian diikuti rombongan pengajian para bapak dari masjid yang mengadakan tahlil kemudian selesainya aku dan mama berpamitan pulang. 

Namanya umur, tak ada yang pernah tahu ya. Pagi sampai siang tadi mpok R masih berjualan nasi uduk eh pas malam harinya sudah berpulang ke Rahmatullah. Umur itu menjadi rahasia atau misteri Ilahi, karena tak seorangpun tahu sampai kapan singgah di dunia yang bersifat fana ini. Kematian kakakku, tetanggaku dan berita kematian lainnya sebagai pengingat terbaik supaya ke depannya memperbaiki diri senantiasa memperbanyak amal kebaikan dan menjauhkan segala laranganNya sehingga memiliki bekal yang cukup saat berpulang nanti. Seperti penggalan Surah Ali Imran ayat 185 yang berbunyi : "Kullu nafsin dzaiqatul maut", artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Yang baik akan mati dan yang jahatpun pasti mati juga. Jadi, pilihan ada di tangan kita, ingin meninggal secara husnul khotimah yaitu meninggal dalam keadaan baik atau suul khotimah yaitu meninggal dalam keadaan buruk? Selalu berdoa : Ya Allah, semoga kelak nanti jika saatnya tiba dimatikan dalam husnul khotimah. Aamiin YRA 🤲 Semoga bermanfaat, sharing ini hanya pengingat bagi diri sendiri untuk lebih baik lagi ❤️

Tidak ada komentar

Terima kasih atas kunjungannya, dan silakan berkomentar yang baik dan mengesankan.
Mohon jangan mengirimkan link hidup karena otomatis saya hapus. 🙏🙏

Diberdayakan oleh Blogger.